top of page

Melestarikan Tembang Macapat Bersama Rama Projo

  • apayanews
  • Jun 17, 2019
  • 1 min read

Oleh : Fauzan Nanda Pratama


Romo Projo Mengajarkan Tembang Sinom.

YOGYAKARTA-Tembang mocopat dan aksara jawa ,merupakan warisan budaya ,yang harus dilestarikan. mocopat sendiri mempunyai arti seni olah vokal jawa , syair syair mocopat berisi tentang banyak hal ada tentang sejarah,ajaran hdup, nasehat, hingga doa. cerita dalam tembang mocopat meliputi masa manusia sebelum lahir sampai masa penantian ke surga.Mocopat adalah seni melagukan atau mengolah vokal suara dalam budaya jawa mocopat sendiri jumlah nya bermacam-macam ada yang sembilan,sebelas,dan tiga belas.tetapi secara umum mocopat berjumlah sebelas.

“di yogyakarta yang dipelajari adalah sebelas tembang dari yang terpanjang sampai yang terpendek antara lain dhandang gula,sinom,pangkur,asmarandhana,mijil,kinanthi,kemudian pangkur, megatruh,kemudian ada pocung dan maskumambang, ada sebelas.”Tutur Romo Projo pengajar di sekolah macapat keraton.

Sekolah mocopat keraton,kawedanan hageng punakawan krida mardawa,sudah ada sejak pemerintahan sultan hamengkbuwono yang ke 7 dan saat itu hanya untuk keluarga kerajaan tetapi seiring berkembang nya zaman,mocopat juga dikembangkan ke masyarakat umum dengan harapan mocopat semakin lestari.ditempat kecil itu,budaya jawa khususnya dibidang seni tembang mocopat berusaha dihidupkan dan dibagikan ilmunya ke semua orang yang ingin mempelajarinya ditengah gempuran globalisasi dan lagu lagu modern,pamulangan sekar macapat khp kridha wardawa yogyakarta,ada dan hadir ,untuk para perindu sekar jawa ini dan sebagai harapan bahwa tembang mocopat masih lestari.

Comments


bottom of page